Dr. Budi Imam Maliki
Sekolah menyenangkan sungguh sangat diperlukan, karena belajar sejatinya akan benar-benar terjadi dalam diri peserta didik secara jujur dan optimal bila dalam kedaan senang, nyaman, tanpa dipaksa dan ditekan. Belajar pada hakikatnya adalah proses yang dilakukan oleh diri sendiri, tidak bisa diwakilkan, diperuntukkan, dan dipaksakan oleh pihak luar. Belajar adalah proses membentuk, bukan dibentuk. Belajar adalah proses mencari dan menggali, bukan diberi dan disuapi. Sementara itu peserta didik bukanlah tabung kosong yang harus diisi sekehendak hati, bukan kertas putih yang seenaknya dicorat-coret, melainkan manusia yang dikaruniai berbagai potensi yang akan berkembang dan perlu pendidikan yang manusiawi. Peserta didik bukanlah robot yang harus dipola dan diprogram, melainkan manusia yang memiliki potensi kreatif, mandiri, dan merdeka.
Sekolah menyenangkan sungguh akan sangat mendukung kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan fungsi pendidikan, yakni mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan pencapaian tujuan pendidikan nasional kita, yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Sehubungan dengan hal di atas maka saatnyalah kita mengubah paradigma praksis pendidikan kita selama ini yang masih merusak, merendahkan, dan membusukkan kualitas sumber daya manusia bangsa ini dengan mewujudkan atau melakukan gerakan sekolah menyenangkan di seluruh negeri tercinta ini, karena sekolah menyenangkan adalah hak seluruh peserta didik Indonesia. Semua pihak yang berkepentingan hendaknya bahu-membahu berusaha secara terpadu dan sinergis dalam upaya tersebut. Terlalu mahal, besar, dan berharga bangsa ini jika dibiarkan dalam proses pendidikan yang merendahkan, meremehkan, dan melemahkan. Bukankah Tuhan melarang kita untuk meninggalkan generasi yang lemah? Bukankah Tuhan memerintah kita agar menjaga anak dari kehinaan, keburukan, dan kesengsaraan? Bukankah setiap kita adalah pemimpin yang akan dipinta pertanggungjawabannya tentang yang dipimpinnya?
Melalui buku sederhana ini, mudah-mudahan diperoleh manfaat bagi upaya penyadaran diri terhadap kenyataan pendidikan persekolahan kita selama ini dan upaya mewujudkan serta melakukan gerakan sekolah menyenangkan demi kemajuan pendidikan kita. Melalui buku ini kita dapat menghayati, memaknai, dan mengejawantahkan dalam kenyataan tentang pentingnya sekolah dan permasalahannya, konsep dasar sekolah menyenangkan, upaya mewujudkan sekolah menyenangkan, asas pendidikan sekolah menyenangkan, proses pembelajaran sekolah menyenangkan, prinsip pedagogical practice sekolah menyenangkan, dan peranan guru sekolah menyenangkan. Semoga.