Penulis : Prof. Dr. Lili Romli, M.Si, dkk
Editor : Achmad Rozi El Eroy
ISBN : 978-623-7908-12-8
Terbit : Mei 2020
Buku ini, secara khusus kalau kita bedah secara anatomi, isinya lebih banyak mengangkat persoalan ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan. Kalau kita mau jujur, Isu-isu tersebut memang menjadi isu yang seksi untuk didiskusikan dan diangkat kepermukaan sehingga merangsang terjadinya dialektika yang sehat ditengah-tengah masyarakat. Misalnya, tentang Isu yang menghangat akhir-akhir ini, yaitu tentang Bank Banten. Ada dua penulis yang secara khusus membedah persoalan yang terjadi di Bank Banten, dan secara umum kedua penulis memiliki perspektif yang hampir sama yaitu mempertanyakan komitmen Pemerintah Daerah terkait penyelesaian Bank Banten.
Dalam konteks kesejarahan Banten, secara apik telah di potret oleh Fadhulullah dan Mufti Ali melalui tulisan yang sangat renyah untuk dibaca, membawa kita pada suasana kebatinan yang kuat dengan masa lalu Banten dan pergerakan tokoh Banten saat itu. Begitu juga dalam konteks Pendidikan, terhitung ada lima penulis yang secara serius membedah persoalan kependidikan melalui perspektif yang beragam. Dan isu-isu lainnya yang sangat kental dengan semangat keBantenan juga tidak luput dalam bidikan penulis untuk diangkat, yaitu tentang isu Banten dan Kemaritiman, yang ditulis oleh Agung Sudrajat dan Tubagus Najib. Kemudian tulisan tentang Kepemimpinan Banten,
Dari sekian penulis yang berkontribusi dalam buku ini, apresiasi tinggi patut diberikan kepada penulis-penulis muda yang dengan gaya “santuy” nya mengupas beberapa isu secara natural. Sebut saja, Syamsul Hidayat, Atih Ardiansyah, Tri Ilma Septiana, Nurdin Sibaweh dan Muhammad Fikri. Dengan latarbelakang keilmuan dan pengalaman yang dimiliki, menambah warna dan menjadi kekuatan buku ini untuk dilahap. Dan buku ini ditutup dengan sebuah tulisan yang “menampar” bagi kita semua, manakala Atih Ardiansyah dengan lugasnya menyentil tentang komitmen kita terhadap Kampung dan Dosa Kaum Cendekia. Beberapa artikel lainnya juga tidak kalah menarik untuk dibaca dan di cermati, seperti Artikel tentang Kiyai, Jawara dan Modal Sosial, Stigma SDM Banten, Kebebasan Berekspresi yang ditulis berdasarkan pengalaman penulisnya, dan lain sebagainya.
Dengan uraian singkat terkait isi buku ini, tentu kita dapat gambaran bagaimana menjawab pertanyaan pembuka di catatan editor ini. Apakah para cendekiawan yang menumpahkan gagasan dan idenya akan anarkis dan destruktif? Atau Konstruktif dan Solutif? Silahkan Anda simpulkan sendiri, dengan membaca secara utuh buku yang diberi judul: Banten dalam Ragam Perspektif: Bunga Rampai pemikiran Kritis ICMI Orwil Banten